Jelajah Literasi
Awal tahun 2025, Medan Membaca mengadakan kegiatan Jelajah Literasi. Kegiatan ini adalah kunjungan berbagi buku dan kegiatan literasi di desa terpencil. Kegiatan ini sebenarnya adalah kegiatan menyambut ulang tahun Medan Membaca yang jatuh tanggal 18 Januari. Namun kondisi kepengurusan, ada yang sedang berduka, dan cuaca hujan yang terus menerus diawal januari ini, membuat kegiatan ini digeser seminggu berikutnya.
Senin tanggal 27 Januari 2025, bertepatan dengan libur Isra'Miraj, kita berangkat ke Desa Stungkit di Kabupaten Langkat. Faisal, pegiat literasi yang juga pengurus Medan Membaca telah lama berencana membantu warga disana membuka taman. Namanya Teras Baca Caca. Seperti namanya, teras Baca ini memanfaatkan teras rumah Ustadz di desa Stungkit.
Desa Stungkit, kabupaten Langkat. Untuk mencapainya dapat dilalui beberapa jalur. Ada dari Binjai, menyebrang sungai Wampu, bisa juga melalui kota Stabat, Gohor lama, dan melalui jalan-jalan perkebunan yang berbatu. Pilihan pertama tentu saja menyebrang sungai Wampu dengan naik Getek.Selain lebih dekat waktu dan jarak tempuh, petualangan naik Getek tentu tidak bisa dilewatkan.
Sehari sebelum keberangkatan, hujan masih betah melanda kawasan Medan sekitarnya. Terdengar kabar, kalau ada Getek yang hanyut karena derasnya Sungai Wampu. Rute perjalanan, sempat berubah mengambil jalur memutar melalui Kota Stabat. Persiapan sudah maksimal, keamanan yang utama, perjalanan tetap harus dilanjutkan.
Awalnya hanya bertiga yang berkomitmen berangkat, di hari kegiatan, bertambah jadi 8 orang. Titik kumpul di bawah menara Mesjid Jami' Kampung Lalang. Pukul 09.00 wib yang direncanakan terlambat hampir 1 jam menunggu artis dongeng yang berusaha membawa motor pinjaman, karena sepeda motornya sedang rusak berat. Tapi terobati, ketika setelah berkordinasi dengan Desa Stungkit, perjalanan dengan menyebrang sungai masih memungkinkan dengan mengambil rute Getek lainnya. Ternyata ada beberapa jalur penyebrangan Getek, yang kami naiki saat berangkat adalah jalur melalui Desa Petumbukan. Jalur Geteknya masih relatif baru, dan sugai yang diseberangi adalah pertemuan Sungai Wampu dan Sungai Bilah.
Pejalananan pun di mulai. 5 Sepeda Motor dari Medan, 1 Motor menyusul di Binjai, dan 1 Motor lagi di Langkat.
Ingin makan siang, namun belum ada, jadilah kami makan roti kering dulu, dan minuman sirup patung yang tersedia. Sambil istirahat kami menyusun acara. Biasa buat kegiatan, jadi tak payah disusun jauh jauh hari, cukup on the spot. Urutan acara kami:
1. Perkenalan dan Senam Anak (Faisal)
2. Read Aloud (Roma dan Meutia)
3. Bermain SEMAI (Pera)
4. Dongeng Boneka (Indri)
5. Origami (Faisal)
6. Serah terima Buku bantuan dan Foto Bersama (semua tim)
Setelah sholat Djuhur, terasa segar kembali, waktu sudah pukul 13.30 wib. Anak-anak mulai bermunculan, ada yang kami panggil juga dari jalan, dengn malu-malu datang, langsung di sogok roti kering yang kami bawa dari Medan. Pak Ustadz tuan rumah menjemput istrinya di lokasi Getek, kami diminta mulai acara saja. Rangkaian acara dijalankan. Kawan Medan Membaca yang baru bergabung, Roma dan Meutia langsung diberi panggung tampil membawakan Read Aloud. Tentu saja didampingi cara membawakannya. Selesai membaca nyaring, anak-anak ditanyakan apa isi bukunya. Yang menjawab dengan tepat, diberikan hadiah tas kecil donasi kawan Medan Membaca (Ira Siregar).
Lanjut ke Bermain Semai, anak-anak dibagi dua kelompok. Membaca kartu dan menjawab. Agak kesulitan anak-anak menalar bacaan kartunya. Apakah karena kegiatannya sudah di siang hari, sehingga anak-anak kurang fokus, entahlah. Tapi biasanya memang tak sesulit ini bermain Semai. Waktu cepat sekali bergeser ke pukul 15.00. Kak Indri diminta membawakan dongeng, ternyata dia memilih menggunakan Boneka saja. Suasana menjadi penuh gelak tawa karena candaan k Indri. Senang sekali melihat anak-anak yang ceria. Kegiatan penutup adalah origami dari K Faisal. Anak-anak diarahkan melipat kertas berbentuk hati. Cantik Sekali. Selesai urutan kegiatan kami berfoto bersama, menyerahkan buku bantuan yang sudah lama kami kumpulkan kepada Pak Ustadz yang akan mengelola teras baca Caca. Anak-anak kami persilahkan pulang dengan membawa bingkisan Stationery sumbangan dari K Rini, dan Biskuit kering dan permen. "Banyak sekali" kata anak-anak tersebut.
Ya Allah, padahal itu tak seberapa yang bisa kami bawakan, anak-anak sudah senang sekali mendapatkan hadiah kecil tersebut. Terimakasih anak-anak Desa Stungkit, terus semangat belajar dan Membaca, Semoga kita bertemu lagi ya...
Amiiin.
No comments: