Rabu Review: Teh dan Pengkhianat

Judul: Teh dan Pengkhianat
Penulis: Iksaka Banu
Penerbit: KPG 2019
Pengulas buku: Safawy al Jawy 
⛔⛔⛔⛔⛔

Di sela hari lebaran ke tiga. iseng² aku baca buku yang terbilang kecil dan tipis namun berisikan kisah² yang menarik. Novel Teh dan Pengkhianat karya Iksaka Banu ini sangat dramatis. Buku ini adalah kumpulan dari cerita pendek yang pernah beliau tulis sebelumnya. Aku tertarik salah satu petikan kisah dalam buku tsb yang berjudul Variola Menggambarkan sebuah wabah cacar yang pernah terjadi di Bali pada Tahun 1871 yang sempat membuat kalut pemerintah Hindia Belanda.

Hingga muncul solusi untuk mengirimkan bocah yang kelak nanti akan menyebarkan vaksin di sana melalui darah anak² tsb. cara itu terpaksa dilakukan mereka mengingat keadaan yang genting dan memerlukan kecepatan waktu untuk menghentikan penyebaran wabah tsb. direncanakan anak-anak sebuah panti asuhan dipinjam sementara untuk melakukan tugas ini. Namun pendeta sebagai pimpinan panti asuhan tsb tidak mengizinkan dengan alasan dogmatis mengutip naskah kitab suci bahwa terlarang darah anak manusia dicampuradukkan. setelah terjadi dialog, akhirnya rencana tsb gagal.

Kisah ini hampir mirip dengan pandemic #covid19 saat ini. Saat dimana pihak pemerintah dan dewan kesehatan berusaha mencarikan solusi terbaik untuk mencegah virus tsb, di saat itu pula, sebahagian kaum agamawan menentangnya dengan alasan² teologis yang sebenarnya masih dalam wilayah furuiyyah. vaksin yang diciptakan menuai kritikan penolakan secara tidak langsung oleh sebahagian lapisan masyarakat yang notabene kaum agamawan dan publik figur. Sampai kapan doktrin teologis dibentur²kan dengan kemajuan Ilmu pengetahuan, sementara agama merupakan pondasi ilmiah yang dari ayat² tekstualnya menimbulkan kecendrunga n ilmu pengetahuan yang baru untuk diteliti.

3 comments:

Powered by Blogger.