Rabu Review: Abdul Hamid Ghazi , Benteng Terakhir Khilafah Islamiyah

Judul :Abdul Hamid Ghazi , Benteng Terakhir Khilafah Islamiyah
Penulis : Sayf Muhammad Isa
Pengulas buku: Siska Lestari Siregar 

Konspirasi terselubung menghantam Turki Ustmani. Musuh musuh Islam menyerang dengan jalan paling mistis dan kelam. Disamping yang paling maju dan canggih. Kepemimpinan Islam digempur dari luar dan dalam. Namun masih ada orang orang yang bersedia berjuang untuk membendung semua itu.

Salah satu dari mereka adalah Sultan Abdul Hamid II . Beliau adalah Sultan ke 34 Kesultanan Ustmani. sebenarnya beliau bukanlah seorang sultan lagi. Kekuasaannya telah dirampas darinya bertahun tahun silam hingga ia harus menerima nasib sebagai yang terasing. Dibuang ke Salonika , dan tindakan itu dilakukan untuk menghinakannya. Setelah Salonika dikuasai Yunani, beliau dikembalikan ke Istanbul untuk menjalani kehidupannya dipenjara. Penjaranya istananya sendiri.

Suatu ketika Sultan Abdul Hamid 2 memanggil kassim dan bessim pelayannya yang masih setia ke kamarnya. "Aku ingin menuliskan segala hal yang terjadi" kata Sultan Abdul Hamid 2. "Agar kelak tidak ada fitnah atas namaku, atau atas nama keluargaku, atau atas nama Sultan Sultan Turki Ustmani. Aku ingin menuliskan kebenaran yang aku ketahui supaya umat Islam memaklumi masa masa yang sulit ini. "Seluruh Sultan Ustmani mewarisi sesuatu yang sangat besar", kata Sultan Abdul Hamid 2.

"Warisan itu adalah "Syariat Islam" . selama kami Sultan Turki Ustmani berpegang teguh kepada Syariat Islam , maka apapun yang terjadi pasti kami akan menang. Bulir bulir air yang bening telah memberati kelopak mata Sultan Abdul Hamid 2. "Kalau Khilafah Islamiyah ini runtuh maka itu adalah malapetaka terbesar", beliau membelalakkan matanya kepada Kassim dan Bessimm. "Lebih baik aku mati daripada harus menyaksikan peristiwa mengerikan itu, dan aku berharap Allah menjadi saksi bahwa aku telah berjuang sekuat daya upayaku untuk mencegahnya.

No comments:

Powered by Blogger.