Rabu Review : Tafsir Kebahagian

Judul: Tafsir Kebahagian
Penulis: Jalaluddin Rahmat
Penerbit: Serambi 2010
Pengulas: Safawy al Jawy


Modernisasi kehidupan membuat segala keperluan menjadi mudah. Apabila menelusuri lebih jauh lagi, realitas itu diibaratkan seperti dua sisi koin. Modernitas sebagai mobilitas peradaban manusia yang semakin mendekati sempurna, atau modernitas dengan segala simplisitas dan efesiensinya dapat saja menjauhkan komunikasi emosional antara komunikator dan komunikan.

Perlengkapan komunikasi yang tidak melibatkan sentuhan verbal mengakibatkan ia berdiri tidak sempurna sebagai salah satu aktifitas peradaban manusia yang paling inti. Dari sinilah penderitaan yang menyebabkan ketidakbahagiaan itu bermula! Buku ini setidaknya mampu memberikan arahan yang baik dengan gaya komunikasi ringan santai bahkan beberapa diksinya mampu menyentuh emosinalitas pembaca saat tenggelam dalam lautan kata demi kata yang terdapat dalam buku ini.

Buku ini terbilang tipis, anda membutuhkan sehari saja untuk menuntaskannya. Buku yang dapat dibaca “sekali duduk” ini bukanlah merupakan buku biasa, ia membahas sudut persoalan kebahagiaan dalam perspektif Alquran, tajam dan mendalam.

Dalam beberapa diksinya, Kang Jalal Wallahu Yarham mampu memberikan sudut lain dalam tafsiran artifisial sebahagian kita dalam memaknai Kebahagiaan. Seperti untaian kalimah Azan, paling tidak 10 kali dalam sehari orang Islam mengucapkan dalam lafz Azan, Hayya Al Falah yang berarti marilah meraih Kebahagiaan!. Pengulangan itu mengartikan bahwa kebahagiaan adalah tujuan utama dalam menjalani kehidupan ini.

Buku ini akan membawa anda kepada beberapa ayat-ayat Alquran yang menjadi sumber inspirasi mencari kebahagiaan. Mau ataupun tidak, Alquran harus menjadi pengobat dan sumber kebahagiaan bagi kaum beriman. Buku ini juga akan mengajak kita menelusuri scera filosofis makna bahagia terhadap hadis-hadis Rasul juga kisah-kisah Teladan yang menghibur dengan gaya bercerita khas tulisan Kang Jalal.

Tulisan-tulisan Kang Jalal ini memang akan tetap abadi, renyah dan menenangkan jika membacanya. Walau raganya telah menyatu dalam perut Bumi, Insya Allah Karya akan terus abadi. Lahul Fatihah….

No comments:

Powered by Blogger.